28 Desember 2009

Warga Hindu Miskin Ikuti Ngaben Massal

. 28 Desember 2009
0 komentar

Sebanyak 2.311 warga Kelurahan Dauh Puri, Denpasar, Sabtu (26/12) menyelenggarakan kegiatan ngaben massal di Kuburan Badung Denpasar. Kegiatan kolektif untuk 35 sawa itu, dimaksudkan untuk meringankan biaya dan membantu keluarga yang diaben. "Ngaben bersama bisa menekan biaya, karena biaya yang seharusnya ditanggung sendirian, dipikul bersama-sama," kata IB Ketut Atmaja, salah seorang inisiator acara itu.

Ngaben dalam keyakinan umat Hindu dilakukan untuk mengupacarai mereka yang sudah meninggal. Biasanya, untuk satu kali upacara pengabenan yang dilaksanakan individual, biayanya mencapai Rp 40 juta. Biaya itu menjadi lebih ringan bila ngaben dilaksanakan secara massal. Menurut Atmaja yang juga lurah Dauh Puri, lantaran tidak memiliki biaya, banyak umat Hindu yang tidak bisa membiayai pelaksanaan ngaben keluarganya.

Pelaksanaan ngaben massal tadi, dihadiri Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. Menurut Atmaja, untuk membantu kegiatan itu, pihaknya mendapat dukungan dana dari operator seluler PT Telkomsel.

Menurut General Network Operations PT Telkomsel Bali Nusra, Rahmat Novalianto, dukungan Telkomsel terhadap kegiatan ngaben massal telah beberapa kali dilaksanakan, di antaranya di Kabupaten Buleleng dan Bangli. Selain untuk kegiatan ngaben, kata Rahmat, pihaknya juga membantu sejumlah kegiatan keagamaan dan budaya bagi umat Muslim dan Kristiani. aas/irf
www.republika.co.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

23 Desember 2009

Sikap Organ Hindu Terhadap Kasus Bank Century

. 23 Desember 2009
0 komentar

Kondisi bangsa Indonesia terus mengalami goncangan yang mendera berbagai sektor
kehidupan. Berbagai permasalahan terus berganti dan bersambung saling terkait yang
menjadi tontonan tak sedap bagi publik di negeri ini. Kisruh di tataran pengelola negara mulai dari "Cicak vs Buaya" sampai "Godzila" menjadi bukti bahwa tata kelola
pemerintahan mengalami degradasi.

Tidak sampai disitu, permasalahan bangsa kian kompleks dengan semakin berlarut
dan melebarnya kasus bail-out Bank Century yang mencapai Rp 6,7 triliun. Besarnya
kucuran dana tersebut dengan alasan untuk menghindari dampak sistemik dari
bangkrutnya Bank Century, terasa menyayat rasa keadilan ditengah-tengah banyaknya
penderitaan yang dialami sebagian masyarakat tanpa perhatian yang cukup dari
pemerintah. Dilain pihak, pemerintah tidak secara transparan menyampaikan kepada
publik kemana saja aliran dana sebesar 6,7 triliun tersebut.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sudah selayaknya kita menuntut adanya
transparansi dari pengelolaan bangsa dan negara ini. Kebijakan pemerintah yang
tidak tegas dalam menyikapi berbagai permasalahan ini membawa dampak pada
psikologi masyarakat sehingga dikhawatirkan akan memunculkan rasa ketidakpercayaan
terhadap sistem pemerintahan.

Dampak turunan dari berbagai kasus tersebut dapat dilihat dari pembangunan
perekonomian bangsa yang terancam pertumbuhannya akibat psikologi pasar dan
investasi yang tidak sehat. Bila hal ini dibiarkan terus berlanjut, pemerintahan SBY-Boediono akan menuai jalan buntu dalam melaksanakan program-program
pemerintah. Alih-alih menjalankan program 100 hari, ketegasan dalam menyelesaikan
kasus Century pun tak kunjung terbukti.

Berangkat dari butir-butir pemikiran tersebut, Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu
Dharma Indonesia (KMHDI) dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah
Indonesia) menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Kami memandang bahwa Kasus Bank Century mengandung setidaknya 2 (dua)
masalah mendasar, yaitu masalah pada pengambilan kebijakan bail-out dan
masalah pada penggunaan dana bail-out yang dikucurkan pemerintah. Pada tataran
pengambilan kebijakan bail-out, kami menuntut Pansus Hak Angket Bank Century
DPR agar dapat menggali sedalam-dalamnya fakta-fakta yang ada, untuk
menjernihkan adanya dugaan motif menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain
dalam skema bail-out Bank Century saat itu. Pengungkapan ini haruslah mengacu
pada fakta-fakta dan bukan opini, agar masalah bail-out Bank Century tetap terjaga
di ranah hukum. Kami menyatakan menolak Kasus Bank Century dijadikan
komoditas politik yang pada akhirnya bermuara pada transaksi politik "dagang
sapi".

2. Dalam kaitannya dengan penggunaan dana bail-out Bank Century, kami menuntut
agar Pemerintah dapat segera mengambil tanggungjawab untuk membuka dan
mengungkap secara transparan kemana saja, siapa saja dan untuk kepentingan
apa saja dana bail-out tersebut digunakan. Kami memandang bahwa berlarutlarutnya
Kasus Bank Century diantaranya disebabkan oleh lemahnya
kemauan pihak-pihak terkait dalam mengungkap aliran dana bail-out Bank
Century. Bila dari data aliran dana tersebut ditemukan tindak pidana perbankan
dan/atau korupsi, kami menuntut agar kepolisian dan KPK dapat segera melakukan
proses penegakan hukum demi menjamin rasa keadilan masyarakat.

3. Kami memandang bahwa masalah Bank Century bukanlah masalah yang berdiri
sendiri dan terjadi secara tiba-tiba. Masalah Bank Century sesungguhnya adalah
cerminan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Kenyataan
pahit bahwa pemerintah telah mengucurkan dana bail-out senilai 6,7 triliun kepada
sebuah Bank yang diakui mengalami miss-management sejak lama, apalagi terjadi
ditengah-tengah masyarakat yang didera berbagai kesulitan ekonomi adalah
sebuah ironi yang sungguh menyakitkan. Kami menuntut kepada otoritas Bank
Indonesia untuk segera melakukan perbaikan sistem pengawasan, dan pada
saat yang bersamaan kami juga menuntut agar Pansus Hak Angket Bank Century DPR juga mengarahkan perhatiannya pada kemungkinan adanya kesengajaan atau pembiaran terhadap Bank Century oleh Bank Indonesia, karena kami menilai
sungguh naif jika Bank Indonesia sama sekali tidak mengetahui kondisi Bank
Century. Jika ditemukan kesengajaan, pembiaran atau penyalahgunaan wewenang
oleh Bank Indonesia, kami menuntut agar aparat berwenang dapat melakukan
tindakan hukum terhadap siapapun yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut.

4. Menuntut Pansus Hak Angket Bank Century DPR untuk bertindak profesional,
berani dan menjunjung rasa keadilan masyarakat tanpa adanya tendensi
kepentingan politik pihak/ golongan manapun.

5. Menuntut pemerintahan SBY-Boediono dan jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II
untuk fokus dalam melaksanakan tugasnya masing-masing tanpa terganggu oleh
hiruk-pikuk kasus Bank Century, bahkan sebaliknya agar dapat melaksanakan tata
kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel untuk menghindari
terjadinya kisruh politik/ hukum yang pada akhirnya mengorbankan kepentingan
rakyat.

Demi menegakkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat Indonesia, Kami akan
terus mengawal proses pemberantasan korupsi di Nusantara.

Satyam Eva Jayate ! – Kebenaran selalu menang !
Jakarta, 23 Desember 2009

Klik disini untuk melanjutkan »»

06 Desember 2009

Minim, jumlah guru agama Hindu

. 06 Desember 2009
0 komentar

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu, Departemen Agama menilai jumlah guru pendidikan agama Hindu di Indonesia minim jika dibandingkan kebutuhan guru yang mencapai 12.000 orang.

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Hindu Departemen Agama, Pror Dr Ida Bagus Gede Yudha Triguna MS, kebutuhan guru pendidikan agama Hindu sekarang ini mencapai 12.000 orang sementara jumlah yang tersedia sekitar 5.000 guru, sehingga kekurangan pendidik guru agama Hindu mencapai 7.000 orang. Dia mengatakan, pemenuhan jumlah pendidik tersebut lantaran terbentur otonomi daerah, sehingga kuota jumlah tenaga pendidik minim.
"Pengajuan pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik tersebut wewenang pemerintah daerah," jelasnya ketika dijumpai Espos pada acara wisuda S1 Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) di Solo, Sabtu (5/12).

Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan guru tersebut pihaknya membiayai tenaga pendidik tidak tetap dengan memberikan insentif setiap bulannya. Beberapa daerah yang dinilai jumlah tenaga pendidik minim di antaranya Lampung, Palangkaraya, Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Jangan sampai minimnya tenaga pendidik tersebut kebutuhan agama bagi siswa tidak terpenuhi," jelasnya.

Menurutnya, Di Indonesia terdapat tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan delapan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), untuk meningkatkan kualitas, sarana dan prasarananya pemerintah secara berkala melakukan pembangunan fisik seperti pembuatan laboratorium bahasa dan komputer. Sementara untuk meningkatkan kualitas akademik, sambung dia, ada 50 hingga 60 beasiswa S2 yang disiapkan. "Untuk beasiswa S3 kami menyiapkan untuk 30 mahasiswa," papar dia.
Sumber: edisicetak.solopos.co.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

26 November 2009

Ikhtiar "Menghidupkan" Candi Ngempon

. 26 November 2009
0 komentar

Oleh Antony Lee

Bau dupa tercium keras di antara deretan Candi Ngempon di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (14/10). Sekitar 100 penganut Hindu, tua dan muda, dari berbagai daerah di Jawa Tengah masyuk mengatupkan kedua telapak tangan dan menempelkannya ke dahi. Sementara pinandita melantunkan petikan dharma gita, pujian kepada para dewata.

Sesajian yang terdiri dari unsur, bunga, buah, air, dan daun ditaruh di bagian undakan candi utama dan tiga candi perwara. Tidak lupa dupa turut dinyalakan, tiga batang untuk candi utama, dan masing-masing satu untuk candi perwara. Prosesi puncak dilakukan dengan mengelilingi candi, diawali pembawa obor dari ikatan daun kelapa kering, diikuti pembawa tepung tawar yang menaburkan tepung itu sambil berjalan.

Diikuti pembawa kentungan dan pembawa air suci serta pembawa pelepah kelapa. Mereka tiga kali mengelilingi kompleks candi. Putaran pertama untuk bio kala atau bio kawon yang bertujuan menyucikan kaki candi, sedangkan putaran kedua untuk durmanggala, menyucikan bagian tubuh candi. Putaran ketiga untuk prias cita, membersihkan bagian atas candi. Prosesi lantas dilanjutkan dengan doa bersama dan membacakan pupi-puji kepada para dewata.

Meparisudha itu diselenggarakan bertepatan dengan perayaan Galungan, hari besar umat Hindu, yang merayakan kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan). Kegiatan ini digagas bersama oleh Parisada Hindu Dharma Jateng dan Paguyuban Peduli Cagar Budaya Ratu Shima.

"Setelah meparisudha ini, Candi Ngempon sudah bisa dipergunakan beribadah untuk berbagai perayaan umat Hindu," tutur I Nyoman Wedu, Wakil Ketua Paguyuban Pinandita Jateng yang memimpin prosesi persembahyangan.

Kompleks Candi Ngempon seluas 2.500 meter persegi itu dipugar pada tahun 2006. Tahun 1951 warga sekitar menemukan tumpukan bebatuan di persawahan yang diperkirakan bebatuan candi. Lalu, temuan itu mulai digali pada tahun 1952.

Candi yang dipergunakan penganut Shiwais ini diperkirakan berasal dari masa Mataram Kuno, dibangun Wangsa Sanjaya pada abad VII atau VIII. Hampir seusia dengan Candi Gedong Songo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

Keberadaan candi yang semula tak terlalu mendapat perhatian karena letaknya cukup terpencil, antara persawahan dan sungai, itu mulai menjadi perhatian setelah pada akhir Juni lalu ditemukan petirtaan dalam kondisi nyaris sempurna sekitar 200 meter dari candi itu.

Pemandian air hangat itu juga diperkirakan berasal dari periode yang sama dan digunakan untuk bersuci sebelum memanjatkan doa di kompleks candi.

"Kami berharap dengan kembali difungsikan, Candi Ngempon bisa menjadi lokasi wisata religi sekaligus wisatawan juga tertarik untuk datang melihat prosesi di candi ini," tutur Ketua Paguyuban Peduli Cagar Budaya Ratu Shima, Sutikno.

Inisiatif semacam ini yang tampaknya sangat kurang dimiliki Pemerintah Kabupaten Semarang sehingga dimunculkan para pencinta benda cagar budaya. Sutikno meyakini, dengan mengemas tempat wisata menjadi semenarik mungkin dan dibalut kisah budaya lokal, akan banyak wisatawan yang datang.

Secara tidak langsung, geliat "kehidupan" dari candi ini akan memberikan sumber pencarian bagi penduduk sekitar, mulai dari lokasi parkir, penjual makanan kecil dan minuman, hingga penjual sesaji persembahyangan.

"Baru pertama kali beribadah di candi ini rasanya nyaman. Cukup sepi, walau tidak terlampau besar, tetapi dekat dengan rumah kami," tutur I Putu Arya Suyasa (44), umat asal Pringapus, Kabupaten Semarang, yang turut hadir.

Dan, peluang selalu akan terbuka setelah candi itu kembali "hidup"....

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/26/02532281/ikhtiar.menghidupkan.candi.ngempon

Klik disini untuk melanjutkan »»

19 November 2009

Hindu Youth Leadership Forum III

. 19 November 2009
0 komentar

Segenap pengurus Peradah DKI mengundang rekan-rekan sekalian dalam event: Hindu Youth Leadership Forum 3rd

Tema:"Diskusi Budaya Nusantara, Ada  Apa Dibalik Klaim Malaysia ?"

Waktu: Sabtu, 21 November,
Jam 10:00 - 16:00
Tempat: Kantor Perwakilan Pemprov Bali Jl.Cikini 2, Jakarta Pusat

Pembicara dalam Hindu Youth Leadership Forum 3rd  sebagai berikut:
I . Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono M.Sc   
(Beliau adalah pengamat social politik, militer dan pernah menjabat sebagai kepala BAIS (Badan Inteligen Strategis) dan sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)

II.  ‪ Permadi, SH‬   ( Beliau adalahTokoh Nasionalis dan Pemerhati Budaya yang sangat peduli terhadap kekayaan Budaya Nusantara, sangat responsif terhadap isu-isu     klaim budaya nusantara oleh pihak asing. Beliau juga pernah menjabat sebagai Anggota DPR-RI periode 1999-2003 )

III. Ketut Suratha Arsana, SPsi    (Beliau adalah Penggiat aktifis dan pemuda hindu. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia)

Dibuka oleh: Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata DKI Bpk Arif Budhiman

Dengan terselengaranya kegiatan ini mudah-mudahan dapat menambah rasa peduli kita kepada budaya kita yaitu budaya indonesia, dan kita dapat memproteksi diri dari hal-hal yg akan mengakibatkan budaya kita ini di ambil / di hak milikan negara lain.
Powered by Telkomsel SmartPhone

Klik disini untuk melanjutkan »»

24 Oktober 2009

Ribuan Umat Hindu Sembahyang di Pura Sakenan

. 24 Oktober 2009
0 komentar

DENPASAR--MI: Ribuan umat Hindu berjejal dan antre untuk dapat melakukan persembahyangan di Pura Sakenan, di Pulau Serangan, Bali sekitar 15 kilometer ke selatan Kota Denpasar, Sabtu (24/10).

Selain di Pura Sakenan, umat juga memadati Pura Jagatnatha di jantung Kota Denpasar, berkenaan dengan perayaan Hari Raya Kuningan, yakni ritual sujud syukur dengan telah tercapainya kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

Perayaan Kuningan sebagai simbol serba keemasan, dilakukan umat Hindu setelah sebelumnya dirayakan Galungan, yakni hari kemenangan dharma melawan adharma.

Dipimpin oleh dua orang pendeta, umat tampak bergiliran untuk dapat memasuki kawasan Pura Sakenan yang dulunya terpisah dengan daratan Bali, sebelum dilakukannya reklamasi.

Reklamasi pantai hingga menyentuh pulau seluas 111 hektare itu, telah menjadikan umat tidak lagi harus menggunakan perahu untuk menuju Pulau Serangan dari tepi pantai selatan Kota Denpasar. Kini, ratusan mobil dan ribuan sepeda motor tampak memadati lahan parkir yang ada di sekitar pura yang sangat disakralkan umat Hindu tersebut.

Sementara di Pura Jagatnatha, nyaris tidak terjadi antrean umat yang begitu panjang, seperti di Pura Sakenan. Di Pura Jagatnatha, antrean tampak hanya berlangsung dalam hitungan belasan meter saja dan tergolong tidak begitu lama. (Ant/OL-04)

Klik disini untuk melanjutkan »»

15 Oktober 2009

Dirjen Hindu: Tak Ada Hindu Kaharingan

. 15 Oktober 2009
0 komentar

Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna MS menegaskan, di wilayah Indonesia tak di kenal adanya agama Hindu Bali, Hindu Jawa atau Hindu Kaharingan karena yang ada hanya satu agama Hindu.

Penegasan Dirjen Bimas Hindu dilontarkan di Jakarta, Kamis, saat menyaksikan ceramah umum Mufti Besar Suriah, Syekh Dr. Ahmad Badruddin Hassoun di Gedung Depag, MH Thamrin.

Ia mengatakan, Hindu yang dianaut suku Bali Bugis, Jawa dan Kaharingan memang ada di Indonesia tetapi bukan Hindu Kaharingan atau Hindu lain berdasarkan etnis tertentu.

Jadi, lanjut dia, bukan karena ada etnis setempat lantas dikenal adanya Hindu Jawa dan seterusnya.

Ia mengakui belakangan ini ada kecenderungan kelompok tertentu memaksakan kehendak sendiri untuk memasukkan agama Hindu sesuai dengan nama etnis tertentu. Mereka ingin memecah umat Hindu berdasarkan etnis dimana Hindu dianut di wilayah daerah tertentu.

Menurut Tri, tradisi ritual agama Hindu boleh ikut tradisi setempat. Sebab, Hindu punya prinsip Desa Kala Patra (tempat, waktu dan keadaan). Namun jika ada etnis tertentu ingin adanya agama Hindu Kaharingan ataupun Hindu lainnya, tentu hal itu menyalahi ketentuan.

"Itu di luar kewenangan Dirjen Bimas Hindu," katanya sambil menambahkan bahwa hal itu tak ada di nomenklatur.

Ia menjelaskan, adanya otonomi daerah telah dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyebut bahwa agama Hindu lebih dari satu, ada Hindu Bali, Hindu Kaharingan dan Hindu Jawa yang sesungguhnya telah menyalahi ketentuan.

Karena itu, ia berharap adanya pandangan Hindu lebih dari satu hendaknya dijauhi. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya sosialisasi bersamaan dengan munculnya semangat otonomi daerah. Penonjolan semangat daerah berlebihan.

Dirjen Bimas Hindu punya kewajiban membina umat Hindu, apa pun etnisnya. Namun Bimas Hindu tak punya kewajiban membina etnis tertentu jika dia bukan umat Hindu.  (*)

Klik disini untuk melanjutkan »»

28 September 2009

Umat Hindu Doakan Arwah Michael Jackson

. 28 September 2009
0 komentar

INDIA - Umat Hindu di India memberikan penghormatan kepada raja pop Michael Jackson, dengan upacara keagamaan Pind Daan di sebuah kota suci di Bodh Gaya, India, akhir pekan kemarin.

Upacara keagamaan yang sudah dimulai sejak 220 tahun lalu di kuil Vishnupad di pinggir sungai Falgu di Bihar ini dipimpin oleh seorang pendeta, yang merupakan penggemar Michael Jackson, sebagaimana dikutip okezone dari femalefirst, Senin (28/9/2009).

"Sejumlah selebritis telah menawarkan untuk melakukan upacara ini untuk keselamatan arwah nenek moyang mereka. Termasuk bintang Bollywood Shatrughan Sinha. Umat Hindu percaya, upacara keagamaan yang dilakukan selama dua pekan ini akan membawa keselamatan bagi jiwa," terang pendeta Rajan Zed.

"Sekira sejuta orang dari segala penjuru berkumpul di Bodh Gaya untuk melakukan upacara tahunan ini. Setelah mandi di dekat waduk, para peziarah kemudian melakukan upacara keagamaan tersebut untuk keselamatan nenek moyang.

"Kehidupan pribadi Michael Jackson memang controversial. Akan tetapi dia memberikan kegembiraan kepada masyarakat luas dengan musiknya. Dia juga memiliki ikatan dengan India dan umat Hindu," paparnya.

Menurut laporan, Michael tengah membaca syair pemenang nobel pertama dari India, yaitu penyair Rabindranath Tagore.Bahkan dikabarkan, Michael juga sedang mendalami soal meditasi dan menjadi seorang vegetarian.
celebrity.okezone.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

22 Juli 2009

Warga Hindu Medan Gelar Doa tolak Bala

. 22 Juli 2009
0 komentar

Medan, 22/7 (ANTARA) - Seribuan masyarakat hindu di Medan menggelar doa tolak bala bersama di Kuil Dewi Shri Kaliaman Medan, Rabu, agar Indonesia dijauhkan dari berbagai bencana.

Pinandite (pendeta) Chandrabose mengatakan, kegiatan ini diawali sembahyang tanda syukur kepada Tuhan, berdoa dan makan bersama termasuk dengan para undangan.

"Doa ini dimaksudkan untuk menghindari bencana dan memohon restu dari Tuhan agar bangsa Indonesia diberikan perlindungan, aman dan sejahtera serta diberikan kejernihan pikiran untuk menjaga semua rakyat," katanya.

Semua umat diajak untuk mengedepankan kebenaran di atas kehidupan sehari-hari dalam menjalankan dharma di atas segala-galanya.

Pada prosesi acara ini masyarakat Hindu dari berbagai usia mulai anak-anak hingga orang tua, terlihat bersuka cita dan bermaaf-maafan termasuk kepada warga pemeluk agama lain untuk menjaga kerukunan umat beragama.

Seusai doa bersama, warga Hindu Medan juga menggelar makan bersama dengan sajian makanan vegetarian, dan yang hadir bukan saja penganut Hindu saja melainkan turut di undang warga penganut agama lainnya yang berada sekitar daerah itu.

Secara tegas umat Hindu di Medan mengecam tindakan aksi peledakan bom di Mega Kuningan Jakarta yang merenggut banyak korban.

Dia meminta kepada masyarakat agar menciptakan situasi aman, selalu bertakwa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Umat Hindu sejak pagi melakukan sembahyang di Kuil tersebut secara bergantian, yang berlangsung tertib dan khidmat.***4***

http://www.antarasumut.com/berita-sumut/berita-terkini/warga-hindu-medan-gelar-doa-tolak-bala/

Klik disini untuk melanjutkan »»

31 Maret 2009

1.400 Umat Hindu Hadiri Puncak Nyepi di Bengkulu

. 31 Maret 2009
1 komentar

Bengkulu, (tvOne)

Sebanyak 1.400 umat Hindu di Provinsi Bengkulu menghadiri puncak Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1931 di Kemuning mercusuar Restro pantai Panjang Bengkulu.

"Acara semacam ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Provinsi Bengkulu, dan kami selaku panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan bapak gubernur yang memprakarsai acara ini," kata ketua panita puncak perayaan nyepi 1931 saka, Ana Agung Nyoman, Senin (30/3/2009).

Acara puncak perayaan nyepi yang diselenggarakan di kawasan objek wisata Pantai Panjang tersebut dimulai jam 10:00 WIB diawali dengan suguhan Tari Barongsai dan Tari Kecak.

Acara dengan tema " Melalui perayaan Hari Raya Nyepi mari kita perkokoh kebersamaan guna mengatasi dampak krisis keuangan global dengan aktualisasi ajaran Tri Hita Karana" tersebut dihadiri oleh Gubernur Bengkulu, Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Depag, Walikota Bengkulu dan tokoh-tokoh agama lainnya.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bengkulu, I Gede Karsana, menyambut baik acara puncak perayaan nyepi 1931 Saka karena acara tersebut dapat meningkatkan hubungan silaturahmi dan keakraban antara umat Hindu di Provinsi Bengkulu yang tersebar di Kabupaten dan Kota.

Menurut dia, umat Hindu yang hadir dalam acara puncak tersebut bukan hanya berasal dari Kota Bengkulu, tetapi juga datang dari Kabupaten Mukomuko, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, dan Kaur.

"Ini adalah ajang untuk bisa saling bersilaturahmi antara umat Hindu di Provinsi Bengkulu," katanya.

Selain itu, dengan momentum perayaan nyepi, menurut dia, dapat menumbuhkan rasa cinta kasih sayang antar sesama manusia, dengan mahluk hidup maupun hubungan dengan Sang Pencipta.

Selain acara puncak perayaan nyepi, sehari sebelumnya diadakan acara menanam pohon, kunjungan dan memberi bantuan ke panti sosial, dan kegiatan donor darah.

I Gede Karsana juga berharap perayaan semacam ini dapat dilaksanakan setiap tahun di Provinsi Bengkulu dan kepada Pemerintah dia juga berharap untuk bisa mengali potensi yang ada pada perayaan nyepi misalnya dengan menjadikanya `icon` pariwisata Bengkulu.

"Kita umat Hindu sangat mendukung program pemerintah, terutama yang berkaitan dengan program "visit indonesia year"," ujar dia.

Klik disini untuk melanjutkan »»

26 Maret 2009

Umat Hindu Tutup Nyepi Dengan Ngembak Geni

. 26 Maret 2009
0 komentar

BLITAR - Setelah menjalankan ajaran Catur Brata  Nyepi selama 24 jam, Jumat (27/3/2009) pagi, ratusan umat beragama Hindu melakukan persembahyangan Ngembak Geni (menyalakan api) atau kembali menjadi manusia baru, di Pura Penataran Agung Praba Buana di Dusun Tegal Rejo Desa Kendal Rejo Kecamatan Talun Kabupaten Blitar.

Dipimpin pangempon Pura Mangku Gede Supriyono, ratusan umat melakukan persembahan bebanten (sesaji) hasil bumi kepada Sang Hyang Widi Wasa.

Menurut keterangan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen Parisada Hindu Darma Indonesia Ari Marjito, upacara Ngembak Geni merupakan rangkaian terakhir dari hari raya Nyepi.

"Setelah kita memadamkan api dalam Nyepi, dengan Ngembak Geni kita menyalakanya lagi. Ibaratnya kita menjadi manusia baru yang diharapkan bisa lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.

Dalam persembahyangan, pendita memerciki Tirta Kekuluh dan bija atau beras yang ditempelkan pada dahi setiap umat.

Air dan beras ini sebagai perlambang anugerah dari Sang Hyang Widi Wasa. "Dan untuk anugerah itu, sebagai rasa syukur kita persembahkan bebanten atau sesaji," terangnya.

Setelah upacara Ngembak Geni, umat Hindu melakukan acara Sima Karma atau dalam agama Islam semacam silaturahim, yakni saling mengunjungi rumah antar umat.

"Dalam kunjungan ini biasanya dilakukan dengan makan-makan," pungkasnya. Seperti diketahui acara Ngembak Geni yang dimulai sekitar pukul 06.30 WIB berakhir sekira 09.15 WIB. (Solichan Arif/Koran SI/fit)

news.okezone.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Ratusan Umat Hindu Nyepi di Pura Adhitya Jaya

.
0 komentar

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 400 umat Hindu di Jakarta memilih melakukan Nyepi, salah satu hari raya Hindu, di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/3).

Pasalnya, suasana di pura lebih kondusif untuk melakukan Nyepi dibandingkan di rumah mereka. "Di pura mereka lebih mendapatkan feel-nya. Mereka juga dapat melakukan perenungan dan evaluasi diri selama setahun belakangan dengan lebih tenang," ujar Brahmacarya Bhargawa Chaitanya kepada Kompas.com di Pura Adhitya Jaya.

Hal ini diakui Ayu (35), warga Jakarta Timur. "Nyepi di pura lebih tenang. Kalau di rumah suasana kurang kondusif," ujar Ayu yang sehari-hari bekerja sebagai pengasuh bayi ini.

Ayu beserta ratusan umat Hindu lainnya berada di sekitar pendopo dan halaman pura yang sangat rindang dan asri tersebut. Sebagian umat memilih tidur, membaca buku, serta bersemedi.

Menurut Brahma, Nyepi bersama dimulai sejak awal tahun 2001, yakni di pura Taman Mini Indonesia Indah. Waktu itu jumlahnya masih berkisar 100 orang.

Seiring berjalannya waktu, jumlah umat terus bertambah. Sementara itu, lanjut Brahma, malam ini mereka akan dibimbing untuk melakukan semedi bersama. Hari ini, umat Hindu melakukan empat pelatihan diri, yaitu tidak bekerja, tidak menyalakan api, tidak bepergian, dan tidak melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Klik disini untuk melanjutkan »»

23 Maret 2009

Rayakan Melasti, Umat Hindu "Serbu" Pantai

. 23 Maret 2009
0 komentar

DENPASAR, KOMPAS.com — Merayakan prosesi Melasti atau penyucian diri menyambut Hari Raya Nyepi, hari ini ribuan umat Hindu di Bali "menyerbu" pantai-pantai terdekat.

Ketua Satgas Pantai Kuta, I Gusti Ngurah Tresna, Senin, mengatakan, setiap tahunnya Pantai Kuta didatangi ribuan umat Hindu untuk mengadakan upacara Melasti.

"Sejak pagi hingga sore nanti Pantai Kuta dipastikan penuh dengan umat Hindu yang Melasti. Ini sudah menjadi tradisi," kata Ngurah Tresna.

Beberapa pantai yang diserbu para umat yakni di timur Pulau Bali seperti Pantai Sanur, Pantai Sindhu di Denpasar, Pantai Purnama, Pantai Rangkan, Pantai Gumicik di Gianyar dan barat Pulau Bali seperti Pantai Kuta, Pantai Legian, serta Pantai Seminyak di Badung.

Melasti adalah rentetan upacara yang diadakan sebelum Hari Raya Nyepi. Melasti bertujuan menyucikan diri sendiri dan alam semesta sehingga umat dapat dengan khyusuk menjalankan empat brata penyepian pada Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Kamis (26/3). Upacara Melasti biasanya diadakan di pantai terdekat.

Upacara Melasti yang diadakan di Pantai Kuta diikuti ribuan umat Hindu yang berasal dari sekitar kawasan Pantai Kuta hingga Kota Denpasar. Sebagian besar melakukan upacara Melasti sejak dini hari.

Namun, untuk desa adat Kuta sendiri Melasti baru diadakan pada sore hari sekitar pukul tiga sore. Di Desa Adat Kuta terdapat sedikitnya 13 banjar dengan 17 pura.

"Desa Adat Kuta melakukan Melasti pada sore hari bergantian dengan desa adat lain," kata Tresna.

Upacara Melasti yang melibatkan ribuan orang menyebabkan lalu lintas di sekitar Kuta macet. Parkir Kuta pun dipenuhi oleh truk-truk yang mengangkut umat yang hendak bersembahyang.

Upacara Melasti yang diadakan di Kabupaten Gianyar melibatkan ribuan umat Hindu dari beberapa desa yang berada di sekitar Pantai Selatan Gianyar. Akibatnya, jalan raya By Pass Ida Bagus Mantra mengalami kemacetan yang cukup panjang. Pasalnya, para umat berjalan menuju pantai dengan memotong jalan raya By Pass Ida Bagus Mantra.

Waktu untuk upacara Melasti diadakan berbeda-beda tergantung kebijakan desa adat masing-masing desa. Namun, sebagian besar upacara Melasti diadakan pada pagi hari sekitar pukul enam pagi.

Dengan melakukan persembahyangan bersama di tepi pantai maka para umat berharap mendapatkan kesucian dan ketenangan sebelum melakukan empat brata penyepian.

Klik disini untuk melanjutkan »»

02 Maret 2009

Umat Hindu Jayapura Wajib Gunakan Hak Pilihnya

. 02 Maret 2009
0 komentar

Umat Hindu yang berdomisili di Kota Jayapura, wajib menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal 9 April mendatang.

Imbauan tersebut diungkapkan ketua Parisada Hindu Indonesia (PHDI) kota Jayapura, Komang, A. Wardana, kepada ANTARA di Jayapura, Minggu, di sela-sela kegiatan donor darah oleh umat sedharma Hindu.

Dijelaskannya, pemilihan umum (pemilu) 2009 diikuti oleh banyak partai dan banyak figur yang mencalonkan diri sebagai anggota legislative, untuk itu masyarakat Jayapura, khususnya yang sedharma Hindu, harus menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani masing-masing.

"Jangan memilih hanya karena janji dan pemberian yang diterima, tetapi sesuai nurani, karena pilihan itu menentukan nasib bangsa," urainya.

Ia menambahkan, Pemilu adalah hal yang sangat penting dalam menentukan arah pembangunan bangsa ke depannya, namun harus diingat yang tidak kalah pentingnya adalah, bagaimana menciptakan toleransi kehidupan antara umat beragama, serta kesejahteraan dan kehidupan yang penuh kedamaian dalam masyarakat.

"Sebagai umat beragama, kita juga harus menghargai pilihan orang lain, karena setiap individu mempunyai persepsi dan pilihan yang tidak sama," papar Komang. ant/pur

www.republika.co.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

21 Februari 2009

Umat Hindu di Bali Rayakan 'Tumpek Wariga'

. 21 Februari 2009
0 komentar

Umat Hindu Dharma di Bali, Sabtu (21/2), merayakan hari Tumpek Wariga atau juga dikenal dengan Tumpek Uduh, persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis tumbuh-tumbuhan.

Kegiatan ritual menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan, dengan kekhususan bubuh sumsum, yakni bubur dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun kayu sugih, ditaburi dengan parutan kelapa dan diberi gula merah.

Ketua Program Studi Pemandu wisata Institut Hindu Dharma Indonesia (IHDN) Denpasar Drs I Ketut Sumadi M Par mengatakan, kegiatan ritual Tumpek Wariga dilakukan umat Hindu terhadap tanaman di sawah, ladang maupun pekarangan.

Sejumlah sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di kota Denpasar dalam merayakan Tumpek Wariga ditandai dengan mengadakan persembahyangan bersama.

Tumpek Uduh menurut Gurubesar Univesitas Udayana Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta bukan merupakan hari untuk menyembah tumbuh-tumbuhan, Namun, hari untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar melalui tumbuh-tumbuhan umat manusia bisa diberikan kemakmuran dan keselamatan terhindar dari berbagai bencana.

Kegiatan ritual yang digelar umat Hindu pada pepohonan di pekarangan, sawah dan ladang masing-masing merupakan satu bentuk menghargai aneka jenis tumbuh-tumbuhan, yang selama ini mampu memberikan manfaat terhadap kehidupan umat manusia maupun aneka jenis satwa lainnya.

Tumpek Uduh dirayakan setiap hari Sabtu uku Wariga yang jatuh setiap 210 hari sekali.

Menurut Dewa Suprapta tumbuh-tumbuhan dengan sistem perakaran yang ada, memegang partikel tanah dan menutupi permukaan tanah, sehingga saat musim hujan permukaan tanah terhindar erosi.

"Bisa dibayangkan bagaimana parahnya erosi dan longsor, jika seluruh permukaan tanah tidak ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan. Dalam satu musim hujan saja, bagian tanah atas yang subur akan tergerus oleh aliran air," ujar Dewa Suprapta. (Ant/OL-01)

mediaindonesia.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

19 Februari 2009

Gubernur Bali Didesak Dukung World Silent Day

. 19 Februari 2009
0 komentar

Gubernur Bali Made Mangku Pastika didesak mendukung gerakan "World Silent Day." Gerakan yang mengambil inspirasi dari hari raya Nyepi dalam agama Hindu itu adalah langkah untuk menyelamatkan bumi dari bencana perubahan iklim.

Menurut juru bicara Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim (KBPI) Hira Jhamtani yang mengusung gerakan ini, kepemimpinan Gubernur sangat diperlukan untuk menggerakkan dukungan masyarakat Bali. "Tidak perlu langkah yang luar biasa, cukup dengan mempraktekkan hal yang sederhana,"katanya.

Dia meminta, Gubernur membuat surat edaran agar semua instansi mendukung gerakan ini. Pada saat gerakan direalisasikan pada WSD 21 Maret nanti, Pastika diharapkan melakukan kampanye penghematan energi misalnya dengan menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor, mematikan AC, dll. Keluarga Pastika juga diminta untuk mempelopori sejumlah aksi seperti pemberian tanaman kepada bayi yang lahir pada tanggal 21 Maret.

Gerakan World Silent Day mulai dikampanyekan sejak berlangsungnya konferensi perubahan iklim di Bali pada Desember 2007. Gerakan kongkritnya adalah kampanye untuk tidak menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan emisi gas dan mengurangi penggunaan energi. Misalnya, handphone, televise, radio, sepedamotor, mobil, dll. Aksi itu dilakukan selama 4 jam antara pukul 10.00 Wita sampai 12.00 Wita pada tanggal 21 Maret 2007.

KBPI juga menggalang dukungan agar nantinya World Silent Day diakui oleh United Nation for Climate Change (UNFCC) sebagai langkah resmi untuk mencegah perubahan iklim. Untuk itu mereka membutuhkan 10 juta tanda-tangan dukungan. Sampai saat ini, KBPI baru berhasil mengumpulkan sekitar 6.000 tanda-tangan. "Mestinya dari Bali minimal 3 juta tanda-tangan," kata Made Suardhana, eksponen KBPI lainnya.

Ketua Badan Lingkungan Hidup Bali Putu Gde Wardhana menyebut, pihaknya sudah pasti memberikan dukungan itu. "Ini perjuangan bersama untuk menjadikan kearifan Bali sebagai milik masyarakat dunia," katanya. Dia meminta, semua instansi untuk menyampaikan usulan kongkrit, langkah-langkah nyata yang bisa dilakukan untuk mendukung World Silent Day.

ROFIQI HASAN TEMPO Interaktif

Klik disini untuk melanjutkan »»

17 Februari 2009

Yoga Ajaran Hindu Fenomenal

. 17 Februari 2009
0 komentar

Ajaran yoga itu luhur menelusup ke jati diri manusia yang hakiki, di tengah kebisingan dunia yang mengakibatkan stress, yoga mengambil perennya yang penting. Salah satu ajaran Hindu adalah yoga, Rsi Patanjali memformulasikan Weda menjadi sebuah ajaran flexible dan universal, mengembangkan gerak ritmis alam menjadi sebuah ajaran tinggi. Yoga digolongkan ke dalam Darsana dan secara tattwa tidak dapat dipisahkan dengan samkhya. Samkhya memberikan uraian teori tentang seorang karmin dan jnanin, menjadi 24 tattwas (komponen penciptaan alam semesta) yang terdiri dari purusa,prakerti,mahat,budhi,manah,ahamkara. Panca budhi indriya dan panca karmendriya, panca tan matra dan berkembang menjadi panca maha butha (akasa, pertiwi, teja, apah,bayu). Yoga mengkonsepsikan antara purusa dan prakerti ada zat yang mengatur pertemuannya yakni Iswara. Yoga sebagai praktisnya dalam Astangga Yoga, ajaran yang diturunkan oleh leluhur Hindu ribuan tahun yang lalu oleh Rsi Patanjali kepada umat manusia.

Ajaran Astangga Yoga yang terdiri dari yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dhrana, dyana dan Samadhi, dapat include menjadi satu dengan melaksanakan asana dan pranayama. Ajaran yang hebat ini dapat dibuka melalui pintu asanas dan pranayama. Asanas berbeda dengan olahraga, yang menghimpun kekuatan untuk melakukan suatu aktivitas lalu menghabiskan energi. Asanas yang di dalamnya juga dilakukan pengaturan nafas (pranayama) menghimpun energi supra di alam , menariknya dan menyimpannya di dalam cakra tubuh, untuk menjadi energi penyatuan "yuj" dengan alam , inilah energi yang maha dahsyat yang dihasilkan dari yoga. Energi itu bisa menetralisir stress yang bertahun – tahun , bisa menjadikan kecerdasan emosional dan spiritual, serta mendukung kelenturan tubuh untuk mendukung inner beauty. Itulah sebabnya tidak saja kalangan pekerja, artis dan lainnya yang membutuhkan relaksasi yoga, untuk menumbuhkan inner beauty-nya (cantik alami bukan polesan). Pelaksanaan asana-pranayama dalam satu gerakan akan dapat membangkitkan cakra di dalam tubuh, hal ini dapat diperoleh dengan hal yang disyaratkan dengan ajaran yama(ahimsa,brahmacari,satya,asteya,awyawaharika), niyama (akroda,guru susrusa, sauca, aharalagawa dan apramada).

Pada pelatihan tertentu seperti Trancendetal Meditation, asanas-pranayama yang didukung oleh kesepuluh unsur yama-niyama akan menuju kepada pratya-hara (konsentrasi) , dharana, dyana, dan Samadhi. Yoga adalah warisa fenomental yang dapat diterima oleh semua orang, tidak saja oleh orang Hindu. Yoga sebanarnya mudah dilakukan dan memiliki dampak positif , bila dilakukan secara rutin dan flexible.

Klik disini untuk melanjutkan »»

08 Februari 2009

Deklarasi FA KMHDI Jakarta

. 08 Februari 2009
1 komentar

Satu lagi organisasi muda Hindu kembali di deklarasikan di Jakarta. Namanya FA KMHDI ( Forum alumni Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia ) Jakarta. Sesungguhnya Forum Alumni KMHDI bukanlah barang baru, organisasi tingkatnya nasionalnya di deklarasikan beberapa tahun lalu di Cisarua Bogor. FA KMHDI berbeda dengan organisasi kepemudaan lainnya karena keberadannya  bertujuan memberi support bagi kinerja KMHDI. Secara struktur tidak ada keterkaitan antara FA dengan KMHDI sehingga independensi KMHDI dapat terus di jaga.

FA KMHDI terus bergerakan terutama di Bali. Melihat semakin banyak potensi-potensi sumber daya yang dapat dikembangkan, akhirnya di Jakarta pun FA KMHDI dideklrasikan. Setelah mengalami beberapa kali pertemuan, akhirnya pada tanggal 1 Febuari 2009 bertempat di Rawamangun para alumni KMHDI bersepakat melakukan deklarasi FA KMHDI DKI Jakarta yang kemudian di lanjutkan dengan persembahyangan bersama.

Adapun susunan pengurus FA KMHDI Jakarta adalah :
Ketua / Koordinator : Dr. Ketut Suryawan
Sekretaris : Ketut Budiasa, MM
Bendahara : Putu Prapti Utami


Semoga dengan lahirnya FA KMHDI Jakarta semakin memotivasi seluruh adik-adik KMHDI untuk terus melakukan bhaktinya kepada Bangsa Negara dan Agama. Bagi teman teman alumni KMHDI di daerah-daerah lainnya untuk dapat segera berhimpun untuk memberikan manfaat nyata bagi organisasi, umat dan pribadi.
Satyam Eva Jayate......

Klik disini untuk melanjutkan »»

19 Januari 2009

Undangan Diskusi Publik

. 19 Januari 2009
0 komentar


NIM(National Integration Movement(Gerakan Integrasi Nasional) mengundang teman-teman untuk hadir dalam Diskusi Publik bulanan dengan tema " REFLEKSI KERUSAKAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEBAGAI AKIBAT PERILAKU MANUSIA YANG TIDAK TERKENDALI", yang akan diadakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 19 Januari 2009
Waktu : Pk.19.00 Wita
Tempat: Graha Indonesia Jaya(Anand Krishna Center)
             Jl. Pura Mertasari No.29, Area Sunset Road, Kuta.
Nara sumber : Prof. Dr. IB. Adnyana Manuaba
 
Informasi lebih lanjut, hubungi 0361 7801595.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Program Kesehatan Segera Diluncurkan

.
0 komentar

Setelah meluncurkan program pendidikan melalui beasiswa Dharma Dana Parisada, kini Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat akan meluncurkan program kesehatan melalui asuransi Pandita/ Pinandita. Program ini merupakan program prioritas disamping pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat. Dipilihnya program asuransi ini mengingat para Pandita/ Pinandita kita masih kurang mendapat perhatian dari umatnya. Contohnya saja kesehatan, tidak ada jaminan kesehatan yang pasti bagi para Pandita/ Pinandita tersebut. Selain itu dukungan umat masih bersifat individual dan bersifat jangka pendek. Untuk itu, Parisada yang didukung BDDN perlu menggagas program asuransi sebagai jaminan kesehatan maupun jaminan jiwa para Pandita/ Pinandita sehingga mereka dapat menjalankan tugas lebih baik lagi.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Info Nyepi

.
0 komentar

Info Nyepi
 

Klik disini untuk melanjutkan »»

Program Kesehatan Segera Diluncurkan

.
0 komentar

Setelah meluncurkan program pendidikan melalui beasiswa Dharma Dana Parisada, kini Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat akan meluncurkan program kesehatan melalui asuransi Pandita/ Pinandita. Program ini merupakan program prioritas disamping pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat. Dipilihnya program asuransi ini mengingat para Pandita/ Pinandita kita masih kurang mendapat perhatian dari umatnya. Contohnya saja kesehatan, tidak ada jaminan kesehatan yang pasti bagi para Pandita/ Pinandita tersebut. Selain itu dukungan umat masih bersifat individual dan bersifat jangka pendek. Untuk itu, Parisada yang didukung BDDN perlu menggagas program asuransi sebagai jaminan kesehatan maupun jaminan jiwa para Pandita/ Pinandita sehingga mereka dapat menjalankan tugas lebih baik lagi.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Program Kesehatan Segera Diluncurkan

.
0 komentar

Setelah meluncurkan program pendidikan melalui beasiswa Dharma Dana Parisada, kini Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat akan meluncurkan program kesehatan melalui asuransi Pandita/ Pinandita. Program ini merupakan program prioritas disamping pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat. Dipilihnya program asuransi ini mengingat para Pandita/ Pinandita kita masih kurang mendapat perhatian dari umatnya. Contohnya saja kesehatan, tidak ada jaminan kesehatan yang pasti bagi para Pandita/ Pinandita tersebut. Selain itu dukungan umat masih bersifat individual dan bersifat jangka pendek. Untuk itu, Parisada yang didukung BDDN perlu menggagas program asuransi sebagai jaminan kesehatan maupun jaminan jiwa para Pandita/ Pinandita sehingga mereka dapat menjalankan tugas lebih baik lagi.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com