27 Februari 2011

Umat Hindu Tengger Gelar Upacara Melasti

. 27 Februari 2011
1 komentar

Liputan6.com, Lumajang: Ribuan umat Hindu dari Suku Tengger menggelar upacara melasti atau labuhan suci di Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (27/2). Beragam sesaji hasil bumi dibawa ribuan umat Hindu dalam upacara yang bertujuan untuk mensucikan alam semesta dan mensucikan diri dari segala kotoran tersebut.

Upacara yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 dilakukan di laut sebagai simbol peleburan, dimana seluruh air akhirnya akan masuk ke laut. Dalam upacara ini juga dibuang binatang ke tengah laut sebagai simbol membuang enam sifat buruk manusia, yaitu kama atau nafsu biologis, rakus, kemarahan, madha atau kemabukan, kebingungan, dan sikap iri hati.(ADO)  
 

Klik disini untuk melanjutkan »»

Umat Hindu Semarang Pawai Ogoh-ogoh

.
0 komentar

SEMARANG--MICOM:Umat Hindu di Kota Semarang menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh dan karnaval budaya menyambut Hari Raya Nyepi, dengan disaksikan secara antusias oleh warga setempat, Minggu (27/2). 

Pawai yang dimulai dari halaman Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda, kemudian melewati Tugumuda, Jalan Pandanaran, dan berakhir di Lapangan Simpanglima tersebut sempat diguyur hujan. Di sepanjang jalan yang menjadi rute pawai ogoh-ogoh, masyarakat berjejer menyaksikannya. 

Bahkan sebagian dari mereka nekat naik ke kap mesin mobil untuk dapat melihat pawai secara lebih jelas. Masyarakat juga dihibur oleh karnaval seni budaya yang antara lain menampilkan grup kesenian barongsai, jatilan, pembawa gunungan, warakngendok, dan rombongan prajurit Majapahit. 

Anggota Ikatan Paranormal Indonesia turut pawai itu dengan menggunakan pakaian prajurit keraton, sedangkan rombongan lainnya mengenakan pakaian adat Dayak. 

Seksi Hubungan Masyarakat Panitia Nyepi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Semarang, Nyoman Romangsi, mengatakan, sebenarya begitu peserta pawai tiba di Lapangan Simpanglima dilakukan atraksi bersama seluruh peserta pawai. Namun, katanya, acara itu batal karena hujan. 

"Karena hujan maka acaranya berubah. Para peserta melakukan atraksi satu persatu. Akan tetapi secara keseluruhan tidak ada masalah. Masyarakat Semarang tetap antusias," katanya. 

Ia berharap, pawai ogoh-ogoh dan karnaval budaya yang baru dilakukan kedua kalinya itu menjadi acara tahunan seperti yang akan menjadi komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. 

Saat pembukaan pawai, Wali Kota Semarang, Soemarmo, menyatakan mendukung pawai ogoh-ogoh. Ia mengharapkan, agenda itu bisa menjadi ikon Kota Semarang dan menjadi acara tahunan yang dapat menjadi magnet wisata Ibu Kota Jawa Tengah itu. 

Puncak Hari Raya Nyepi jatuh pada Sabtu, 5 Maret 2011, seluruh umat Hindu melakukan kontemplasi dan yoga-samadhi di rumah masing-masing mulai Sabtu pukul 06.00 WIB hingga Minggu (6/3) pukul 06.00 WIB. Puncak kegiatan adalah acara Dharma Shanti yang akan dilaksanakan pada 13 Maret 2011 di Gedung Gradhika Bhakti Praja Jalan Pahlawan. (Ant/OL-2) 

Klik disini untuk melanjutkan »»

17 Februari 2011

Ratusan Umat Hindu Gelar Melasti Jelang Nyepi

. 17 Februari 2011
0 komentar

okezone.com | GUNUNGKIDUL- Ratusan umat Hindu di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, menggelar upacara Melasti. Upacara dipusatkan di kawasan Pura Segara Ukir, Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, hari ini.

Upacara Melasti yang bertepatan dengan purnama kesembilan, diawali dengan Ngateb Banten atau menyerahkan uborampe sesaji yang dipimpin oleh Wasi Triman dan diikuti para pemangku agama Hindu.

Upacara dilanjutkan dengan sembahyang atau doa bersama diikuti oleh seluruh umat yang hadir, diakhiri labuhan sesaji serta pembersihan segala macam peralatan persembahyangan dari 15 pura yang ada di Gunungkidul, di Pantai Ngobaran.

Menurut Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Gunungkidul Hadi Suyono di sela-sela acara, ini merupakan rangkaian dari hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933.

"Melasti sebagai bentuk upacara menyucikan diri manusia untuk menyambut datangnya Nyepi," jelas Hadi, Kamis (17/2/2011).

Dia menambahkan, upacara pelarungan sesaji ke laut merupakan wujud dari dibuangnya enam sifat buruk manusia yakni Kama atau nafsu biologis, rakus, kemarahan; Madha atau kemabukan, kebingungan; serta dan sikap iri hati.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com